"Wah Jakarta, ibukota Indonesia, kemana aja mbak? Ke acara launching produk kosmetik Korea?" Jangan salah, saya ke Jakarta cuma main dan cuma sehari. Ga ada namanya ke Monas, Ancol, atau Grand Indonesia, atau minum kopi vietnam..
Yang saya mau jelasin di sini sebenarnya lebih ke nyamannya travelling bersama kereta api eksekutif ke Jakarta. Mulai dari masuk start Stasiun Tawang Semarang, turun Stasiun Jatinegara Jakarta Timur, naik Stasiun Pasar Senen Jakarta, turun Stasiun Tawang lagi. Itu semua saya jalani dalam waktu sehari semalam. Capek? Ga terlalu sih tapi... let me tell you my story..
Stasiun Tawang
|
Selfie dulu sama adek |
Ini sambil menunggu kereta ke Jakarta. Kita berangkat malem nih, jadi muka cuma pake
Hadalabo Shirojyun Night Cream sama
Wardah Lip Palette. Sempat ya? Sempat dong. Travelling kan kudu tetep cantik. Apalagi semaleman tidur di kereta, bangun-bangun jelek siapa yang mau sih?
Kereta Eksekutif
|
Senderan kaki |
"mbak, kenapa difoto itu sih?" ya, ini untuk menjawab pertanyaan kalian tentang kenapa saya kudu pake eksekutif ke Jakarta. Selain jarak semarang jakarta yang jauh, kenyamanan tidur malam tetap nomer satu. Di kereta eksekutif, ada senderan kaki yang memungkinkan kalian untuk tidur lebih nyenyak. Bangkunya pun juga mirip bangku bus, jadi senderan punggung nyaman. juga kursi yang searah memberikan space yang lebar untuk kita. Yang membuat saya capek adalah penumpang kereta yang berisik. Jadi saya sudah mulai mengantuk, ada yang tertawa keras, saya bangun, tidur lagi, mengantuk, ada yang berteriak, saya bangun lagi. Begitu terus sampai pagi. Kereta asik? Asik. Penumpang? Kurang asik. Kalo ada yang bilang di eksekutif adanya orang kaya, bakal sepi, dll. Salah, sekarang kereta eksekutif terjangkau semua kalangan. Sepi? Tidak juga, bila anda menemukan pengalaman seperti saya. Tapi overall, saya salut dengan PT. KAI.
Stasiun Jatinegara
|
pagi-pagi di stasiun jatinegara |
Saya tiba waktu subuh di Jatinegara, langsung sholat. Kereta listrik tiba di dekat kami. Setelah itu kami mulai ke tempat tujuan sambil memutari jakarta timur dengan taksi. Melihat Jakarta secara langsung memberikan kesan tersendiri. Sebagai warga Semarang, saya tetap lebih cinta Semarang. Mungkin di sisi pembangunan Jakarta unggul, namun semakin unggulnya pembangunan, saya rasa tugas pemerintah kota semakin besar. Kemacetan yang selalu terjadi, sikap warga kota yang cenderung acuh, ketidakteraturan perumahan, juga kemiskinan, memberikan kesan ibukota yang kurang "ramah". Sempat kami berbincang dengan supir taksi dengan bahasa daerah (yang merupakan pendatang, sepertinya orang Sumatera), beliau tidak menjelaskan kalau tidak mengerti. Justru diam saja. Hiks.. ya kita juga sih..
Saat pulang, kami terjebak hujan dan mengalami genangan, kabut, jalan yang kurang teratur. Ya di semarang juga ada rob, tapi menurut penglihatan saya sekarang, tidak se-menggenang di Jakarta.
Stasiun Pasar Senen
|
Stasiun Pasar Senen |
Jauh dari yang di TV. begitu pertama kali kami melihat stasiun ini. begitu luas dengan bangunan khas Jayakarta. Ada yang saya sayangkan, ketersediaan tempat duduk! Orang-orang menanti giliran masuk kereta dengan duduk di sepanjang jalan dan teras. Kalo kereta aja begini, gimana bisa ada subway di Indonesia? Tapi sisi positifnya, antrian diurutkan berdasarkan kereta yang akan berangkat. Kalau di Stasiun Tawang, antrian bebas, sehingga banyak yang masuk ke area dalam stasiun. Namun tetap teratur.
Tiba kembali di Semarang
|
pintu keluar kereta kami |
Kereta terakhir kami lebih "mewah" daripada kereta berangkat. Selain itu, pintu masuk keluarnya terlihat seperti di pesawat (cmiiw). Ya, lebih bersih. Kami tiba di semarang pukul 11 malam dan langsung pulang untuk beristirahat. 2 eksekutif apakah mahal? Menurut saya worth, mengingat kondisi perjalanan jauh yang harus ditempuh.
gmn rasanya traveling di jakarta hehe
ReplyDeletedownload film horor